Perajin tampah di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, mengaku kewalahan memenuhi tingginya permintaan pasar luar daerah karena terkendala jumlah pekerja yang terbatas, selama beberapa tahun terakhir.

“Mencari pekerja atau perajin bambu yang mau dan telaten membuat kerajinan tampah seperti ini sekarang sudah, jadi kemampuan produksi juga tidak bisa banyak,” kata salah seorang perajin sekaligus pengepul tampah di Desa Sepatan, Kecamatan Gondang, Tulungagung, Minggu.

Dalam dua pekan, Sumadi mengaku rutin mengirim tampah bambu ke Surabaya dan Sidoarjo.

Permintaan terkada juga muncul dari sejumlah pelanggan dari daerah lain, seperti Gresik.

“Sekali kirim, biasanya saya memasok hingga satu truk berisi sekitar 500-an tampah,” ujarnya.

Volume itu, kata Sumadi, masih sangat terbatas. Permintaan pasokan tampah dari beberapa pelanggan atau pengepul di wilayah Surabaya, Sidoarjo hingga Gresik disebutnya bisa mencapai ribuan tiap pekannya.

“Potensinya besar namun sayang kemampuan produksi kami sangat terbatas. Mungkin kekurangan mereka ambil dari daerah-daerah lain,” ujarnya.

Menurut Sumadi, ada tiga tipe tampah yang dia produksi dan jual ke pasaran, yakni tipe C yang dijual dengan harga Rp5 ribu per buah, tipe B yang dijual dengan harga Rp7 ribu per buah, serta tipe A yang dijual Rp10 ribu per buah.

“Pasar Surabaya dan Sidoarjo biasanya lebih suka tampah tipe C karena lebih banyak dicai konsumen. Kami jual dengan harga Rp5 ribu, di Surabaya biasanya dijual dengan harga Rp10 ribu per buah,” tuturnya

Bagaimana reaksi anda mengenai artikel ini ?